Minggu, 06 Maret 2016

cara mengatasi panik

Cara Mengatasi Rasa Cemas dan Panik

panik
Cemas didefinisikan sebagai situasi ketakutan yang berasal dari antisipasi atas rasa takut atau ancaman, kejadian, atau situasi yang berasal dari imajinasi seseorang. Cemas merupakan salah satu emosi manusia paling umum yang dialami oleh manusia pada suatu titik pada kehidupan mereka.
Namun, kebanyakan orang yang belum pernah mengalami rasa panik secara tiba-tiba, atau kecemasan ekstrim, tidak mampu menyadari asal usul dari perasaan yang mereka alami tersebut. Pusing kepala, penglihatan yang kabur, dan kehabisan nafas – hal-hal tersebut baru awalnya! Ketika sensasi ini terjadi dan manusia tidak memahami mengapa hal-hal tersebut terjadi, mereka merasa bahwa mereka terkena panyakit, atau sebuah kondisi mental yang serius. Ancaman kehilangan kendali penuh nampak sangat nyata dan sangat menakutkan. Apakah hal tersebut terjadi karena respon melawan atau melarikan diri merupakan penyebab dari rasa panik?

Bagaimana Respon Melawan atau Melarikan Diri Berhubungan dengan Rasa Cemas

Saya yakin kebanyakan dari anda pernah mendengar respon melawan atau melarikan diri sebagai penyebab dari munculnya rasa panik. Sudahkah anda menemukan hubungan antara respon ini dengan sensasi tak wajar yang anda alami saat dan sesudah anda terserang rasa panik? Rasa cemas merupakan respon dari rasa bahaya atau ancaman. Disebut demikian karena seluruh efek dari perasaan tersebut berujung pada melawan atau melarikan diri dari bahaya yang muncul. Sehingga, tujuan utama dari rasa cemas adalah untuk melindungi individu dari bahaya. Hal ini mungkin terdengar ironis karena anda merasakan rasa cemas anda merupakan penyebab dari bahaya yang anda alami; mungkin penyebab utama dari seluruh hal yang menyebabkan serangan rasa panik.
Namun, rasa cmeas yang diciptakan dari respon melawan atau melarikan diri merupakan hal vital dalam kemampuan untuk bertahan hidup dari nenek moyang kita. Saat menghadapi bahaya, respon otomatis akan mengambil alih untuk mengambil tindakan seketika seperti melawan atau melarikan diri. Bahkan di dunia yang hiruk pikuk saat ini, mekanisme ini sangatlah dibutuhkan. Mekanisme ini sangat berguna saat anda harus merespon ancaman yang nyata dalam hitungan detik.
Cemas merupakan mekanisme bawaan untuk melindungi kita dari bahaya. Menariknya, panik merupakan mekanisme yang melindungi namun tidak membahayakan kita, seperti yang akan anda lihat.

Manifestasi Fisik dari Serangan Panik

Kepingan puzzle lainnya yang perlu dipahami adalah penyebab dari serangan rasa panik. Rasa gugup dan efek kimiawi; saat berhadapan dengan bahaya, otak mengirim sinyal ke salah satu bagian dari sistem saraf tubuh. Sistem inilah yang bertanggung jawab untuk menyiapkan tubuh untuk mengambil tindakan dan menenangkan tubuh, dan memulihkan keseimbangan. Untuk melangsungkan dua fungsi vital tersebut, sistem saraf autonomic memiliki dua sub bagian; sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Meskipun saya tidak mau menjadi terlalu ilmiah, memiliki pemahaman dasar terhadap sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik akan membantu anda memahami serangan rasa panik.
Sistem Saraf Simpatetik
Saraf ini merupakan saraf yang kita cukup kenal karena saraf ini mengendalikan tubuh kita untuk bertindak, menyiapkan kita untuk memberi respon melawan atau melarikan diri, sementara sistem saraf parasimpatetik merupakan saraf yang kita sangat sayangi karena berfungsi sebagai system restorasi, yang mengembalikan tubuh ke dalam keadaan normal.
Ketika salah satu sistem ini diaktifkan, maka seluruh tubuh akan terstimulasi, dengan dampak menyeluruh atau bahkan tanpa dampak sama sekali. Hal ini menjelaskan mengapa saat serangan rasa panik terjadi, individu yang bersangkutan seringkali merasakan sensasi yang berbeda pada seluruh bagian tubuh.
Sistem simpatetik bertanggung jawab dalam melepaskan adrenalin dari kelenjar adrenal pada ginjal. Kelenjar adrenal berukuran kecil dan terletak tepat diatas ginjal. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa kelenjar adrenal juga melepaskan adrenalin, yang berfungsi sebagai pengirim pesan kimiawi tubuh untuk tetap meneruskan aktifitas tubuh. Saat serangan rasa panik dimulai, tidak mudah untuk menghentikannya setelah diaktifkan. Selalu ada periode yang nampak seperti rasa cemas yang meningkat atau berkelanjutan, saat proses ini terjadi pada tubuh. Anggap saja proses ini sebagai salah satu penyebab psikologis dari serangan rasa panik.
Sistem Saraf Parasimpatetik
Setelah kurun waktu tertentu, sistem saraf parasimpatetik diperintahkan untuk bertindak. Satu hal yang perlu diingat adalah sistem ini akan diperintahkan untuk bertindak pada satu titik baik pada saat kita menginginkannya atau tidak. Sistem saraf ini berperan untuk mengembalikan tubuh ke fungsi normal setelah bahaya yang dirasakan telah hilang. Sistem parasimpatetik merupakan sistem yang kita kenal dan kita sayangi, karena sistem ini mengembalikan kita ke keadaan rileks.
Saat kita melakukan sesuatu untuk mengatasi rasa panik, contohnya dengan menggunakan teknik relaksasi, faktanya kita sedang menginstruksikan sistem saraf parasimpatetik kita untuk bertindak. Satu hal yang perlu diingat adalah sistem ini akan diperintahkan untuk bertindak pada satu titik baik pada saat kita menginginkannya atau tidak. Tubuh tidak dapat terus menerus berada pada situasi kecemasan. Pada satu titik, tubuh harus merilekskan dirinya sendiri. Hal ini merupakan salah satu perlindungan yang dimiliki tubuh kita untuk tetap bertahan hidup.
Anda bisa melakukan yang terbaik dengan kekhawatiran anda, dengan tetap membiarkan sistem saraf simpatetik anda terus bekerja, namun pada akhirnya sistem tersebut akan berhenti. Seiring berjalannya waktu, sistem saraf parasimpatetik menjadi sedikit lebih pintar dari kita, dan menyadari bahwa sebenarnya tidak ada bahaya. Tubuh kita sangatlah cerdas – ilmu pengetahuan modern selalu menemukan pola kecerdasan yang luar biasa pada seluruh sel tubuh kita. Tubuh kita nampak selalu memiliki cara untuk mengatasi fungsi rumit yang sering kita anggap sepele. Percayalah bahwa tujuan utama tubuh anda adalah untuk menjaga anda tetap hidup dan sehat.
Masih Belum Yakin?
Cobalah menahan nafas anda selama mungkin. Tak peduli seberapa kuat kemauan anda, hal tersebut tidak akan pernah bisa menggagalkan tubuh anda. Inilah kabar baiknya – meskipun anda berusaha keras untuk meyakinkan diri anda bahwa anda akan meninggal karena serangan rasa panik, hal itu tidak akan terjadi. Tubuh anda akan menghentikan rasa takut tersebut dan mencari keadaan seimbang. Tidak pernah terjadi kasus dimana seseorang meninggal karena serangan rasa panik.
Ingatlah hal ini jika anda terkena serangan rasa panik; penyebab serangan rasa panik tidak akan melukai tubuh anda secara fisik. Pikiran anda mungkin menghasilkan sensasi lebih lama dari yang diinginkan tubuh, namun pada akhirnya segala hal akan kembali seimbang. Faktanya, keseimbangan (homeostasis) adalah satu hal yang ingin dicapai oleh tubuh kita.
Intervensi yang dilakukan tubuh anda hanyalah sekedar sensasi dari sebuah rutinitas. Tubuh kita tidak menjadi siaga karena gejala-gejala ini. Dan mengapa tubuh kita tidak menjadi siaga? Karena tubuh kita mengenali kemampuannya sendiri. Pikiran kitalah yang merasakan panik, sehingga bereaksi secara berlebihan dan berteriak histeris! Kita cenderung memikirkan hal terburuk yang mungkin terjadi dan melebih-lebihkannya. Jantung yang berdegup cepat menjadi serangan jantung. Banyak pikiran nampak seperti schizophrenia. Apakah ini salah kita? Tidak juga, kita hanya mencoba untuk merasionalkan apa yang sedang terjadi.

Dampak Kardiovaskular dari Rasa Cemas

Aktivitas pada sistem saraf simpatetik meningkatkan kecepatan detak jantung kita, mempercepat aliran darah ke seluruh tubuh, memastikan ketersediaan oksigen ke seluruh bagian tubuh dan membuang kotoran. Proses ini terjadi untuk menyiapkan tubuh untuk mengambil tindakan.
Fitur yang menakjubkan dari mekanisme lawan atau melarikan diri adalah darah (yang dialirkan dari area yang tidak dibutuhkan dengan penyempitan pembuluh darah) dialirkan ke area yang membutuhkannya secara cepat. Sebagai contoh, jika terjadi serangan fisik, darah mengalir keluar dari kulit, jari tangan, dan jari kaki sehingga darah yang keluar semakin sedikit, dan berpindah ke area yang aktif seperti paha dan bicep untuk membantu tubuh menyiapkan diri untuk mengambil tindakan.
Inilah sebabnya mengapa kebanyakan orang yang merasakan mati rasa dan geli saat terkena serangan rasa panik seringkali salah menerjemahkannya sebagai ancaman kesehatan yang serius seperti serangan jantung. Hal yang menarik adalah kebanyakan orang yang merasa cemas seringkali merasa bahwa mereka memiliki masalah dengan jantung. Jika anda memang merasakan hal ini terjadi pada diri anda, periksakan diri anda ke dokter. Setidaknya dengan melakukan hal tersebut anda bisa menenangkan diri anda sendiri.

Dampak Rasa Cemas pada Pernafasan

Salah satu dampak yang menakutkan akibat serangan rasa panik adalah rasa takut akan tercekik atau kehabisan nafas. Ketegangan pada bagian dada dan tenggorokan sangatlah umum dirasakan saat terkena serangan rasa panik. Saya percaya semua orang pernah mengalami rasa takut kehilangan kendali pernafasan anda. Berdasarkan pengalaman pribadi, kepanikan berasal dari rasa takut hingga anda berhenti bernafas dan sulit untuk pulih. Dapatkah rasa panik mengentikan nafas kita? Tidak.
Serangan rasa panik berhubungan dengan meningkatnya kecepatan dan kedalaman nafas. Hal ini berhubungan erat dengan perlindungan tubuh karena jaringan tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak untuk mempersiapkan diri untuk bertindak. Perasaan yang dihasilkan dari proses ini adalah nafas yang semakin cepat, namun, bisa juga mengakibatkan kehabisan nafas, hiperventilasi, perasaan seperti tersedak atau sesak nafas, dan bahkan rasa sakit atau sesak di dada. Masalah sebenarnya adalah bahwa sensasi semacam ini nampak asing bagi kita, dan terasa tidak alami.
Setelah mengalami serangan rasa panik sendiri, saya ingat bahwa seringkali saya memiliki perasaan dimana saya tidak dapat mempercayai tubuh saya bernafas untuk saya, sehingga saya harus mengambil alih secara manual dan mengatakan kepada diri saya sendiri kapan untuk menarik dan menghembuskan nafas. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan oksigen tubuh saya sehingga sensasi yang saya rasakan semakin berkepanjangan – bersamaan dengan rasa cemas yang saya rasakan. Hanya dengan menerapkan teknik yang akan saya jelaskan nanti saya berhasil membiarkan tubuh saya melakukan hal terbaik yang ia mampu – memegang kendali penuh.
Efek samping dari nafas yang semakin cepat (khususnya jika tidak ada kegiatan aktual yang terjadi) adalah aliran darah ke kepala berkurang. Pengurangan tersebut berjumlah sedikit dan tidak berbahaya, namun hal tersebut menghasilkan gejala yang tidak nyaman namun tidak berbahaya seperti sakit kepala, penglihatan yang kabur, kebingungan, perasaan tidak nyata, dan rasa panas.

Dampak Fisik Lain dari Rasa Cemas dan Panik

Setelah kita mendiskusikan beberapa penyebab utama psikologis dari serangan rasa panik, terdapat beberapa dampak lain yang dihasilkan dari aktivasi sistem saraf simpatetik; namun tidak ada satu pun yang berbahaya.
Sebagai contoh, pupil melebar untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk, yang dapat menghasilkan kaburnya penglihatan, atau pening, dll. Terjadi pengurangan produksi air liur, sehingga mulut menjadi kering. Terdapat pula pengurangan aktivitas pada sistem pencernaan, yang seringkali menimbulkan rasa mual, perasaan berat pada perut, dan bahkan konstipasi. Terakhir, banyak kelompok otot yang menegang sebagai persiapan untuk lawan atau melarikan diri, dan hal ini menghasilkan perasaan subjektif terhadap ketegangan, kadang berujung kepada rasa sakit yang nyata, disertai gemetar.
Kesimpulannya, respon lawan atau melarikan diri menghasilkan aktivasi seluruh metabolisme tubuh. Akibatnya, seseorang sering merasa gerah dan berkeringat, karena proses ini membutuhkan banyak energi, orang tersebut biasanya merasa lelah dan terkuras energinya.

Manifestasi Mental dari Rasa Cemas

Apakah penyebab serangan rasa panik berasal dari kepala kita? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang ditanyakan oleh banyak orang pada diri mereka sendiri.
Tujuan dari respon lawan atau melarikan diri adalah membuat seseorang menyadari akan adanya bahaya yang mungkin muncul. Oleh sebab itu, saat diaktifkan, prioritas mental adalah untuk menyelidiki lingkungan sekitar untuk ancaman yang mungkin muncul. Dalam keadaan ini, seseorang berada dalam kondisi yang tegang. Sangatlah sulit untuk berkonsentrasi pada satu kegiatan, karena pikiran telah dilatih untuk mencari seluruh hal yang berpotensi mencaji ancaman dan tidak berhenti sampai ancaman telah teridentifikasi.
Segera setelah rasa panik menyerang, banyak orang mencari jalan keluar tercepat dan termudah dari lingkungan mereka, dengan cara meninggalkan ruangan atau gedung dan berjalan keluar. Kadang rasa cemas dapat meningkat, jika kita menganggap berjalan keluar akan menyebabkan semacam kemaluan publik.
Jika anda merasa panik di tempat kerja namun anda harus tetap mengerjakan pekerjaan anda, mungkin anda akan sangat sulit untuk berkonsentrasi. Dalam situasi semacam itu, sangatlah umum untuk merasa cemas dan resah. Banyak individu yang telah mengalami serangan rasa panik mengindikasikan bahwa cahaya buatan, seperti cahaya yang berasal dari monitor komputer dan layar televisi, dapat menjadi salah satu penyebab serangan rasa panik dengan memicu atau memperburuk serangan rasa panik, terlebih jika orang tersebut merasa lelah atau kehabisan tenaga.
Jika anda bekerja dalam waktu yang lama di depan komputer, cobalah untuk mencari udara segar dan cahaya alami pada interval tertentu.

Hal-hal Lain yang Menyebabkan Rasa Cemas

Dalam situasi lain, saat rasa panik menyerang dan ancaman dari luar tidak dapat ditemukan, pikiran berbalik ke dalam tubuh dan mulai mencari kemungkinan penyakit pada tubuh atau pikiran. Pemikiran tersebut dapat berawal dari sesuatu yang anda makan saat makan siang, hingga kemungkinan munculnya serangan jantung.
Pertanyaan yang sering muncul adalah: mengapa respon lawan atau melarikan diri diaktifkan bahkan saat tidak ada satu hal pun yang perlu ditakuti?
Setelah melakukan penelitian lebih jauh mengenai penyebab serangan rasa panik, terlihat bahwa kita sebenarnya takut terhadap sensasi yang muncul. Kita merasa takut kehilangan kendali atas tubuh kita. Gejala-gejala fisik yang tak terduga ini menciptakan rasa takut atau panik bahwa sesuatu sedang terjadi. Mengapa anda mengalami gejala-gejala fisik dari respon lawan atau melarikan diri jika anda tidak merasa takut pada awalnya? Terdapat banyak cara bagi gejala-gejala tersebut untuk bermanifestasi, tidak hanya melalui rasa takut.

Stress dan Rasa Cemas

Sebagai contoh, mungkin anda merasa stress karena beberapa alasan dalam hidup anda, dan stress ini menyebabkan meningkatnya produksi adrenalin dan zat kimiawi lain, yang dari waktu ke waktu, akan menyebabkan gejala yang anda kenal sebagai serangan rasa panik.
Peningkatan adrenalin ini dapat dikelola secara kimiawi pada tubuh, bahkan setelah stress telah hilang. Kemungkinan lain adalah pola makan, yang mempengaruhi tingkat stress kita secara langsung. Asupan kafein, alcohol, atau gula yang berlebihan dikenal sebagai penyebab stress pada tubuh, dan dipercaya sebagai salah satu faktor yang memberikan kontribusi pada munculnya serangan rasa panik.

Kecemasan Emosional

Emosi yang tidak terselesaikan seringkali disebut sebagai pemicu munculnya rasa panik, namun penting juga untuk ditekankan bahwa mengeliminasi rasa panik dari kehidupan anda tidak sama dengan menganalisa keadaan psikis anda dan menggali ke dalam alam bawah sadar anda. Teknik ‘Satu Gerakan’ akan mengajarkan anda untuk mengatasi situasi yang ada pada saat ini dan menjinakkan serangan rasa panik dan disaat bersamaan menyingkirkan kecemasan dan pemicunya.
Sumberhttp://www.akuinginsukses.com/cara-mengatasi-rasa-cemas-dan-panik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar