Cara Mengatasi Rasa Cemas dan Panik
by admin
Cemas
didefinisikan sebagai situasi ketakutan yang berasal dari antisipasi
atas rasa takut atau ancaman, kejadian, atau situasi yang berasal dari
imajinasi seseorang. Cemas merupakan salah satu emosi manusia paling
umum yang dialami oleh manusia pada suatu titik pada kehidupan mereka.
Namun,
kebanyakan orang yang belum pernah mengalami rasa panik secara
tiba-tiba, atau kecemasan ekstrim, tidak mampu menyadari asal usul dari
perasaan yang mereka alami tersebut. Pusing kepala, penglihatan yang
kabur, dan kehabisan nafas – hal-hal tersebut baru awalnya! Ketika
sensasi ini terjadi dan manusia tidak memahami mengapa hal-hal tersebut
terjadi, mereka merasa bahwa mereka terkena panyakit, atau sebuah
kondisi mental yang serius. Ancaman kehilangan kendali penuh nampak
sangat nyata dan sangat menakutkan. Apakah hal tersebut terjadi karena
respon melawan atau melarikan diri merupakan penyebab dari rasa panik?
Bagaimana Respon Melawan atau Melarikan Diri Berhubungan dengan Rasa Cemas
Saya
yakin kebanyakan dari anda pernah mendengar respon melawan atau
melarikan diri sebagai penyebab dari munculnya rasa panik. Sudahkah anda
menemukan hubungan antara respon ini dengan sensasi tak wajar yang anda
alami saat dan sesudah anda terserang rasa panik? Rasa cemas merupakan
respon dari rasa bahaya atau ancaman. Disebut demikian karena seluruh
efek dari perasaan tersebut berujung pada melawan atau melarikan diri
dari bahaya yang muncul. Sehingga, tujuan utama dari rasa cemas adalah
untuk melindungi individu dari bahaya. Hal ini mungkin terdengar ironis
karena anda merasakan rasa cemas anda merupakan penyebab dari bahaya
yang anda alami; mungkin penyebab utama dari seluruh hal yang
menyebabkan serangan rasa panik.
Namun, rasa cmeas yang diciptakan
dari respon melawan atau melarikan diri merupakan hal vital dalam
kemampuan untuk bertahan hidup dari nenek moyang kita. Saat menghadapi
bahaya, respon otomatis akan mengambil alih untuk mengambil tindakan
seketika seperti melawan atau melarikan diri. Bahkan di dunia yang hiruk
pikuk saat ini, mekanisme ini sangatlah dibutuhkan. Mekanisme ini
sangat berguna saat anda harus merespon ancaman yang nyata dalam
hitungan detik.
Cemas merupakan mekanisme bawaan untuk melindungi
kita dari bahaya. Menariknya, panik merupakan mekanisme yang melindungi
namun tidak membahayakan kita, seperti yang akan anda lihat.
Manifestasi Fisik dari Serangan Panik
Kepingan
puzzle lainnya yang perlu dipahami adalah penyebab dari serangan rasa
panik. Rasa gugup dan efek kimiawi; saat berhadapan dengan bahaya, otak
mengirim sinyal ke salah satu bagian dari sistem saraf tubuh. Sistem
inilah yang bertanggung jawab untuk menyiapkan tubuh untuk mengambil
tindakan dan menenangkan tubuh, dan memulihkan keseimbangan. Untuk
melangsungkan dua fungsi vital tersebut, sistem saraf autonomic memiliki
dua sub bagian; sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Meskipun
saya tidak mau menjadi terlalu ilmiah, memiliki pemahaman dasar
terhadap sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik akan membantu anda
memahami serangan rasa panik.
Sistem Saraf Simpatetik
Saraf
ini merupakan saraf yang kita cukup kenal karena saraf ini
mengendalikan tubuh kita untuk bertindak, menyiapkan kita untuk memberi
respon melawan atau melarikan diri, sementara sistem saraf
parasimpatetik merupakan saraf yang kita sangat sayangi karena berfungsi
sebagai system restorasi, yang mengembalikan tubuh ke dalam keadaan
normal.
Ketika salah satu sistem ini diaktifkan, maka seluruh
tubuh akan terstimulasi, dengan dampak menyeluruh atau bahkan tanpa
dampak sama sekali. Hal ini menjelaskan mengapa saat serangan rasa panik
terjadi, individu yang bersangkutan seringkali merasakan sensasi yang
berbeda pada seluruh bagian tubuh.
Sistem simpatetik bertanggung
jawab dalam melepaskan adrenalin dari kelenjar adrenal pada ginjal.
Kelenjar adrenal berukuran kecil dan terletak tepat diatas ginjal.
Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa kelenjar adrenal juga
melepaskan adrenalin, yang berfungsi sebagai pengirim pesan kimiawi
tubuh untuk tetap meneruskan aktifitas tubuh. Saat serangan rasa panik
dimulai, tidak mudah untuk menghentikannya setelah diaktifkan. Selalu
ada periode yang nampak seperti rasa cemas yang meningkat atau
berkelanjutan, saat proses ini terjadi pada tubuh. Anggap saja proses
ini sebagai salah satu penyebab psikologis dari serangan rasa panik.
Sistem Saraf Parasimpatetik
Setelah
kurun waktu tertentu, sistem saraf parasimpatetik diperintahkan untuk
bertindak. Satu hal yang perlu diingat adalah sistem ini akan
diperintahkan untuk bertindak pada satu titik baik pada saat kita
menginginkannya atau tidak. Sistem saraf ini berperan untuk
mengembalikan tubuh ke fungsi normal setelah bahaya yang dirasakan telah
hilang. Sistem parasimpatetik merupakan sistem yang kita kenal dan kita
sayangi, karena sistem ini mengembalikan kita ke keadaan rileks.
Saat
kita melakukan sesuatu untuk mengatasi rasa panik, contohnya dengan
menggunakan teknik relaksasi, faktanya kita sedang menginstruksikan
sistem saraf parasimpatetik kita untuk bertindak. Satu hal yang perlu
diingat adalah sistem ini akan diperintahkan untuk bertindak pada satu
titik baik pada saat kita menginginkannya atau tidak. Tubuh tidak dapat
terus menerus berada pada situasi kecemasan. Pada satu titik, tubuh
harus merilekskan dirinya sendiri. Hal ini merupakan salah satu
perlindungan yang dimiliki tubuh kita untuk tetap bertahan hidup.
Anda bisa melakukan yang terbaik dengan
kekhawatiran
anda, dengan tetap membiarkan sistem saraf simpatetik anda terus
bekerja, namun pada akhirnya sistem tersebut akan berhenti. Seiring
berjalannya waktu, sistem saraf parasimpatetik menjadi sedikit lebih
pintar dari kita, dan menyadari bahwa sebenarnya tidak ada bahaya. Tubuh
kita sangatlah cerdas – ilmu pengetahuan modern selalu menemukan pola
kecerdasan yang luar biasa pada seluruh sel tubuh kita. Tubuh kita
nampak selalu memiliki cara untuk mengatasi fungsi rumit yang sering
kita anggap sepele. Percayalah bahwa tujuan utama tubuh anda adalah
untuk menjaga anda tetap hidup dan sehat.
Masih Belum Yakin?
Cobalah
menahan nafas anda selama mungkin. Tak peduli seberapa kuat kemauan
anda, hal tersebut tidak akan pernah bisa menggagalkan tubuh anda.
Inilah kabar baiknya – meskipun anda berusaha keras untuk meyakinkan
diri anda bahwa anda akan meninggal karena serangan rasa panik, hal itu
tidak akan terjadi. Tubuh anda akan menghentikan rasa takut tersebut dan
mencari keadaan seimbang. Tidak pernah terjadi kasus dimana seseorang
meninggal karena serangan rasa panik.
Ingatlah hal ini jika anda
terkena serangan rasa panik; penyebab serangan rasa panik tidak akan
melukai tubuh anda secara fisik. Pikiran anda mungkin menghasilkan
sensasi lebih lama dari yang diinginkan tubuh, namun pada akhirnya
segala hal akan kembali seimbang. Faktanya, keseimbangan (homeostasis)
adalah satu hal yang ingin dicapai oleh tubuh kita.
Intervensi
yang dilakukan tubuh anda hanyalah sekedar sensasi dari sebuah
rutinitas. Tubuh kita tidak menjadi siaga karena gejala-gejala ini. Dan
mengapa tubuh kita tidak menjadi siaga? Karena tubuh kita mengenali
kemampuannya sendiri. Pikiran kitalah yang merasakan panik, sehingga
bereaksi secara berlebihan dan berteriak histeris! Kita cenderung
memikirkan hal terburuk yang mungkin terjadi dan melebih-lebihkannya.
Jantung yang berdegup cepat menjadi
serangan jantung.
Banyak pikiran nampak seperti schizophrenia. Apakah ini salah kita?
Tidak juga, kita hanya mencoba untuk merasionalkan apa yang sedang
terjadi.
Dampak Kardiovaskular dari Rasa Cemas
Aktivitas
pada sistem saraf simpatetik meningkatkan kecepatan detak jantung kita,
mempercepat aliran darah ke seluruh tubuh, memastikan ketersediaan
oksigen ke seluruh bagian tubuh dan membuang kotoran. Proses ini terjadi
untuk menyiapkan tubuh untuk mengambil tindakan.
Fitur yang
menakjubkan dari mekanisme lawan atau melarikan diri adalah darah (yang
dialirkan dari area yang tidak dibutuhkan dengan penyempitan pembuluh
darah) dialirkan ke area yang membutuhkannya secara cepat. Sebagai
contoh, jika terjadi serangan fisik, darah mengalir keluar dari kulit,
jari tangan, dan jari kaki sehingga darah yang keluar semakin sedikit,
dan berpindah ke area yang aktif seperti paha dan bicep untuk membantu
tubuh menyiapkan diri untuk mengambil tindakan.
Inilah sebabnya
mengapa kebanyakan orang yang merasakan mati rasa dan geli saat terkena
serangan rasa panik seringkali salah menerjemahkannya sebagai ancaman
kesehatan yang serius seperti serangan jantung. Hal yang menarik adalah
kebanyakan orang yang merasa cemas seringkali merasa bahwa mereka
memiliki masalah dengan jantung. Jika anda memang merasakan hal ini
terjadi pada diri anda, periksakan diri anda ke dokter. Setidaknya
dengan melakukan hal tersebut anda bisa menenangkan diri anda sendiri.
Dampak Rasa Cemas pada Pernafasan
Salah
satu dampak yang menakutkan akibat serangan rasa panik adalah rasa
takut akan tercekik atau kehabisan nafas. Ketegangan pada bagian dada
dan tenggorokan sangatlah umum dirasakan saat terkena serangan rasa
panik. Saya percaya semua orang pernah mengalami rasa takut kehilangan
kendali pernafasan anda. Berdasarkan pengalaman pribadi, kepanikan
berasal dari rasa takut hingga anda berhenti bernafas dan sulit untuk
pulih. Dapatkah rasa panik mengentikan nafas kita? Tidak.
Serangan
rasa panik berhubungan dengan meningkatnya kecepatan dan kedalaman
nafas. Hal ini berhubungan erat dengan perlindungan tubuh karena
jaringan tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak untuk mempersiapkan diri
untuk bertindak. Perasaan yang dihasilkan dari proses ini adalah nafas
yang semakin cepat, namun, bisa juga mengakibatkan kehabisan nafas,
hiperventilasi, perasaan seperti tersedak atau sesak nafas, dan bahkan
rasa sakit atau sesak di dada. Masalah sebenarnya adalah bahwa sensasi
semacam ini nampak asing bagi kita, dan terasa tidak alami.
Setelah
mengalami serangan rasa panik sendiri, saya ingat bahwa seringkali saya
memiliki perasaan dimana saya tidak dapat mempercayai tubuh saya
bernafas untuk saya, sehingga saya harus mengambil alih secara manual
dan mengatakan kepada diri saya sendiri kapan untuk menarik dan
menghembuskan nafas. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan
oksigen tubuh saya sehingga sensasi yang saya rasakan semakin
berkepanjangan – bersamaan dengan rasa cemas yang saya rasakan. Hanya
dengan menerapkan teknik yang akan saya jelaskan nanti saya berhasil
membiarkan tubuh saya melakukan hal terbaik yang ia mampu – memegang
kendali penuh.
Efek samping dari nafas yang semakin cepat
(khususnya jika tidak ada kegiatan aktual yang terjadi) adalah aliran
darah ke kepala berkurang. Pengurangan tersebut berjumlah sedikit dan
tidak berbahaya, namun hal tersebut menghasilkan gejala yang tidak
nyaman namun tidak berbahaya seperti
sakit kepala, penglihatan yang kabur, kebingungan, perasaan tidak nyata, dan rasa panas.
Dampak Fisik Lain dari Rasa Cemas dan Panik
Setelah
kita mendiskusikan beberapa penyebab utama psikologis dari serangan
rasa panik, terdapat beberapa dampak lain yang dihasilkan dari aktivasi
sistem saraf simpatetik; namun tidak ada satu pun yang berbahaya.
Sebagai
contoh, pupil melebar untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk, yang
dapat menghasilkan kaburnya penglihatan, atau pening, dll. Terjadi
pengurangan produksi air liur, sehingga mulut menjadi kering. Terdapat
pula pengurangan aktivitas pada sistem pencernaan, yang seringkali
menimbulkan rasa mual, perasaan berat pada perut, dan bahkan konstipasi.
Terakhir, banyak kelompok otot yang menegang sebagai persiapan untuk
lawan atau melarikan diri, dan hal ini menghasilkan perasaan subjektif
terhadap ketegangan, kadang berujung kepada rasa sakit yang nyata,
disertai gemetar.
Kesimpulannya, respon lawan atau melarikan diri
menghasilkan aktivasi seluruh metabolisme tubuh. Akibatnya, seseorang
sering merasa gerah dan berkeringat, karena proses ini membutuhkan
banyak energi, orang tersebut biasanya merasa lelah dan terkuras
energinya.
Manifestasi Mental dari Rasa Cemas
Apakah
penyebab serangan rasa panik berasal dari kepala kita? Pertanyaan
tersebut adalah pertanyaan yang ditanyakan oleh banyak orang pada diri
mereka sendiri.
Tujuan dari respon lawan atau melarikan diri
adalah membuat seseorang menyadari akan adanya bahaya yang mungkin
muncul. Oleh sebab itu, saat diaktifkan, prioritas mental adalah untuk
menyelidiki lingkungan sekitar untuk ancaman yang mungkin muncul. Dalam
keadaan ini, seseorang berada dalam kondisi yang tegang. Sangatlah sulit
untuk berkonsentrasi pada satu kegiatan, karena pikiran telah dilatih
untuk mencari seluruh hal yang berpotensi mencaji ancaman dan tidak
berhenti sampai ancaman telah teridentifikasi.
Segera setelah rasa
panik menyerang, banyak orang mencari jalan keluar tercepat dan
termudah dari lingkungan mereka, dengan cara meninggalkan ruangan atau
gedung dan berjalan keluar. Kadang rasa cemas dapat meningkat, jika kita
menganggap berjalan keluar akan menyebabkan semacam kemaluan publik.
Jika
anda merasa panik di tempat kerja namun anda harus tetap mengerjakan
pekerjaan anda, mungkin anda akan sangat sulit untuk berkonsentrasi.
Dalam situasi semacam itu, sangatlah umum untuk merasa cemas dan resah.
Banyak individu yang telah mengalami serangan rasa panik mengindikasikan
bahwa cahaya buatan, seperti cahaya yang berasal dari monitor komputer
dan layar televisi, dapat menjadi salah satu penyebab serangan rasa
panik dengan memicu atau memperburuk serangan rasa panik, terlebih jika
orang tersebut merasa lelah atau kehabisan tenaga.
Jika anda
bekerja dalam waktu yang lama di depan komputer, cobalah untuk mencari
udara segar dan cahaya alami pada interval tertentu.
Hal-hal Lain yang Menyebabkan Rasa Cemas
Dalam
situasi lain, saat rasa panik menyerang dan ancaman dari luar tidak
dapat ditemukan, pikiran berbalik ke dalam tubuh dan mulai mencari
kemungkinan penyakit pada tubuh atau pikiran. Pemikiran tersebut dapat
berawal dari sesuatu yang anda makan saat makan siang, hingga
kemungkinan munculnya serangan jantung.
Pertanyaan yang sering
muncul adalah: mengapa respon lawan atau melarikan diri diaktifkan
bahkan saat tidak ada satu hal pun yang perlu ditakuti?
Setelah
melakukan penelitian lebih jauh mengenai penyebab serangan rasa panik,
terlihat bahwa kita sebenarnya takut terhadap sensasi yang muncul. Kita
merasa takut kehilangan kendali atas tubuh kita. Gejala-gejala fisik
yang tak terduga ini menciptakan rasa takut atau panik bahwa sesuatu
sedang terjadi. Mengapa anda mengalami gejala-gejala fisik dari respon
lawan atau melarikan diri jika anda tidak merasa takut pada awalnya?
Terdapat banyak cara bagi gejala-gejala tersebut untuk bermanifestasi,
tidak hanya melalui rasa takut.
Stress dan Rasa Cemas
Sebagai contoh, mungkin anda
merasa stress
karena beberapa alasan dalam hidup anda, dan stress ini menyebabkan
meningkatnya produksi adrenalin dan zat kimiawi lain, yang dari waktu ke
waktu, akan menyebabkan gejala yang anda kenal sebagai serangan rasa
panik.
Peningkatan adrenalin ini dapat dikelola secara kimiawi
pada tubuh, bahkan setelah stress telah hilang. Kemungkinan lain adalah
pola makan, yang mempengaruhi tingkat stress kita secara langsung.
Asupan kafein, alcohol, atau gula yang berlebihan dikenal sebagai
penyebab stress pada tubuh, dan dipercaya sebagai salah satu faktor yang
memberikan kontribusi pada munculnya serangan rasa panik.
Kecemasan Emosional
Emosi
yang tidak terselesaikan seringkali disebut sebagai pemicu munculnya
rasa panik, namun penting juga untuk ditekankan bahwa mengeliminasi rasa
panik dari kehidupan anda tidak sama dengan menganalisa keadaan psikis
anda dan menggali ke dalam alam bawah sadar anda. Teknik ‘Satu Gerakan’
akan mengajarkan anda untuk mengatasi situasi yang ada pada saat ini dan
menjinakkan serangan rasa panik dan disaat bersamaan menyingkirkan
kecemasan dan pemicunya.
Sumber
http://www.akuinginsukses.com/cara-mengatasi-rasa-cemas-dan-panik/